Beberapa
tahun belakangan ini—ketika banyak perusahaan sekuritas yang menawarkan
internet trading—calon investor di Bursa Efek Indonesia bisa mulai main
saham dengan modal hanya Rp 5 juta. Syarat-syarat administrasi juga
sangat mudah: mengisi formulir lalu melampirkan fotokopi KTP dan NPWP.
Selang beberapa hari sang investor sudah bisa mulai jual-beli saham
melalui internet.
Amat sangat mudah. Amat sangat cepat.
Saking
mudah dan cepatnya proses untuk memulai main saham ini, banyak orang
awam yang berangan-angan untuk berhenti dari pekerjaannya yang
membosankan, mulai berbisnis main saham, dan menjadi kaya dalam beberapa
tahun.
Lagi-lagi saya akan membuyarkan mimpi indah ini.
(Saya
kadang merasa sangat jahat selalu membuyarkan mimpi indah orang. Tapi
saya akan merasa lebih bersalah kalau membiarkan investor awam
menghamburkan dan menghabiskan semua tabungannya di bursa saham karena
ia tidak pernah diperingati bahwa main saham sebenarnya sangat sulit.)
Mudah untuk memulai main saham—istilah kerennya low barrier-of-entry—tidak berarti mudah pula untuk mendapat UNTUNG dari main saham. Malahan sebaliknya.
Mengapa?
Bisnis apapun yang barrier-of-entry (halangan untuk masuk)-nya rendah berarti siapapun bisa masuk. Kalau siapapun bisa masuk, berarti persaingan sangatlah ketat. Dengan persaingan ketat ini berarti sangatlah sulit untuk sukses.
Mengapa?
Bisnis apapun yang barrier-of-entry (halangan untuk masuk)-nya rendah berarti siapapun bisa masuk. Kalau siapapun bisa masuk, berarti persaingan sangatlah ketat. Dengan persaingan ketat ini berarti sangatlah sulit untuk sukses.
Coba
anda pikirkan, adakah bisnis atau profesi yang mana dapat dilakukan
siapa saja dan yang mana pelakunya sukses semua. Kalau ada, pasti semua
orang sudah masuk ke bisnis atau profesi tersebut dan tidak ada lagi
orang melakukan bisnis dan profesi lain. Secara logika, hal ini tidak
mungkin ada.
Logika bahkan mendikte bahwa bisnis dengan low barrier-of-entry harus bersifat high barrier-to-succeed
(halangan tinggi untuk sukses). Artinya, para pelaku bisnis itu akan
terseleksi secara alamiah: yang berkemampuan (fisik, mental,
pengetahuan, keahlian, finansial, dan lain-lain) rendah akan tersingkir,
yang berkemampuan sedang akan bertahan untuk hidup layak, dan hanya
segelintir yang berkemampuan tinggi akan menggapai sukses.
Cukup
banyak orang yang punya suara yang indah, tapi berapa banyak yang
sukses jadi penyanyi? Ada banyak orang yang pandai memasak, tapi berapa
banyak yang sukses menjadi wiraswasta restoran? Banyak orang membuka
usaha warung, tapi berapa yang sukses? Ada banyak orang yang punya modal
Rp 5 juta untuk mulai main saham, tapi berapa banyak yang bisa kaya
dari saham?
Saya
tidak mengatakan bahwa seorang pemula tidak mungkin sukses main saham.
Kemungkinan selalu ada. Yang saya katakan di sini adalah: Jangan
menyamakan kemudahan untuk mulai main saham (low barrier-of-entry) dengan kemudahan untuk menjadi sukses dari main saham (low barrier-to-succeed). Anda malahan harus menyadari kebalikannya:
Low barrier-of-entry means high barrier-to-succeed
Rendahnya halangan untuk masuk berarti tinggi halangan untuk sukses.
source=http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2011/03/memulai-main-saham-sangatlah-mudah.html