Sidang pengadilan mantan panglima perang Kongo, Thomas Lubanga dibuka kembali Kamis ini di Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag. Lubanga dituduh memaksa anak-anak menjadi anggota milisinya dan menjadikan mereka bagian dari alat tempur. Jam menunjukkan pukul lima sore, ketika saya masuk wilayah perkampungan. Puluhan gadis muda yang cantik, berkumpul bersama anak-anak mereka yang baru saja pulang sekolah. Kebanyakan adalah orang tua tunggal dan mantan serdadu bocah di era perang berdarah di distrik Ituri, akhir 1990-an.
Kelam
Di kantor kecil tidak jauh dari situ, Yolande (nama samaran) menceritakan proses perekrutannya menjadi tentara anak pada usia 13 tahun. Ketika itu ia mencoba melawan dan melarikan diri bersama orang tuanya. Pasukan milisi datang, seorang serdadu memperkosa Yolante dan menjadikan dia sebagai "istrinya". Serdadu ini mengajarkan bagaimana menggunakan berbagai macam senjata, dan untuk menghancurkan desa-desa di sekitar.
Yolande dipaksa menembak orang. Itu dikatakannya sambil gugup tertawa, "kalau tidak dia akan membunuh saya." Selain itu ia dipaksa unt uk menggunakan narkoba, yang "membuat kepala saya sakit dan membuat saya seperti orang gila." Sekitar 13.500 anak-anak dipaksa untuk menjadi anggota milisi Ituri. 5500 di antaranya adalah anak-anak perempuan. 70% sekarang menjadi ibu muda.
Kegelapan
Pembicaraan dilanjutkan di ruang yang gelap, karena tidak ada listrik. Kegelapan itu ternyata membantu Yolande untuk melanjutkan ceritanya penuh semangat. "Mereka menuduh kami sebagai penyebab semua kejadian buruk yang terjadi. Apabila terjadi penghancuran di desa-desa di wilayah sekitar, mereka menuduh kami yang melakukannya. Semua yang buruk, pasti kami yang dituduh."
Siapa perkosa Ibunya?
Gadis-gadis muda ini tidak tahu bahwa program pendidikan rehabilitasi yang mereka jalani, didukung Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.
"Sampai semua kerusakan yang dialami para korban pulih kembali, maka keadilan yang kami harapkan barulah tercapai separuhnya saja." Demikian penjelasan Presiden ICC, Sang-Hyun Song. Yayasan Dana ICC untuk Para Korban membiayai 16 proyek di Republik Demokratik Kongo. Yolande mengatakan bahwa pihak milisi merampas masa kanak-kanaknya selama tiga tahun masa tahanannya.
"Mereka menghancurkan anak-anak karena mereka diajarkan untuk melakukan hal-hal yang dilakukan orang dewasa. Siapa bisa membayangkan seorang anak yang memperkosa seorang perempuan tua, siapa yang memperkosa ibunya?"
Trauma
Di rumah penampungan para anggota milisi, gadis-gadis ini sering memberontak terhadap pemerkosaan atas perempuan-perempuan tua, atau 'para ibu'. Akibatnya sering terjadi pertikaian. Ketika ia sendiri akhirnya hamil, sewaktu usia 14 tahun, 'suami' Yolande mengeluarkan ultimatum: Atau kamu mengenakan seragam dan ikut bertempur atau kamu pulang.
Yolande memilih untuk pulang ke rumah. Orang tua Yolande bahkan memushi cucu mereka. Dalam budaya mereka, seorang bayi yang dilahirkan dari pemerkosaan dianggap sebagai kutukan untuk keluarga. Tetapi sejak Yolande kembali ke bangku sekolah, perlakukan orang tuanya berubah menjadi lebih baik.
Sekarang di usianya yang menginjak 19 tahun, Yolande berharap dapat menyelesaikan sekolahnya dan bercita-cita jadi ahli matematika.
caranya : copy alamat downloadnya
(misal : http://www.4shared.com/mp3/AQ3fCUoD/03_Still_Im_Sure_We_Love_Again.htm )
paste kan ke dalam generator 4shared berikut
dan klik "generate link"
Monster Ini Merenggut Masa Kanakku!
Labels:
info umum